Berantas Match Fixing, IBL Kerja Sama dengan Genius Sports

| Penulis : 

IBL seri keenam Yogyakarta akan dimulai pada 24 Mei mendatang. Setelah 1,5 bulan rehat, IBL akan melanjutkan musim regular dengan hal baru. Mereka bekerja sama dengan Genius Sports untuk mengatasi ancaman pengaturan skor (match fixing).

“Kami ingin terus memperbaiki kualitas liga. Selain kompetitif juga sehat. Kerja sama dengan Genius Sports ini untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada stakeholder yang terlibat baik pemain, pelatih, wasit, hingga manajemen tim,” kata Dirut IBL Junas Miradiarsyah dalam jumpa pers di kawasan Senopati, Jakarta Selatan pada Selasa (16/5) itu.

Seperti yang diketahui, beberapa kasus match fixing pernah terjadi di IBL. Pada 2017 lalu, delapan pemain dan satu ofisial Bandung Siliwangi dihukum larangan bermain seumur hidup karena terlibat match fixing. Kemudian yang terbaru pada IBL 2021, enam pemain Pacific Caesar Surabaya juga dihukum karena kasus yang sama.

Bersamaan dengan kerja sama dengan Genius Sports itu, PP Perbasi juga membentuk Komite Etik yang diketuai oleh Hasan Gozali. Dalam penjelasan Junas, Komite Etik ini dibentuk pada April lalu. Komite Etik terdiri dari unsur Perbasi, IBL, dan mantan pemain. Mereka akan bekerja sama untuk mencegah kecurangan dalam pertadingan.

“Ada sesuatu yang harus dirumuskan dulu supaya tidak ada subjektivitas. Hasil diskusi mereka adalah rekomendasi untuk liga dan tindak lanjut. Komite etik fungsinya cukup luas. Misalnya ada hal di luar kebiasaan, match fixing, dan lainnya,” lanjut Junas.

Sebenarnya IBL sudah cukup lama bekerja sama dengan Genius Sports dalam konteks data dan statistik pertandingan. Kemudian mereka menjajaki kerja sama baru untuk meningkatkan kualitas kompetisi.

Genius Sports sendiri akan memberi data forensik spesialis dan wawasan tentang taruhan global. Tim analis mereka akan memeriksa semua data pemantauan pada acara IBL. Lalu memberikan liga laporan reguler dan terperinci.

“Ada tiga layanan yang kami berikan. Pertama prevention yang merupakan bagian dari edukasi. Kedua monitoring dalam setiap match. Ketiga adalag investigasi,” kata Mohamed faizel, Kepala Olahraga dan Penyiaran, APAC di Genius Sports.

Junas menambahkan kerja sama ini memang membutuhkan proses yang lama. Untuk itu penerapannya belum bisa dilakukan sejak awal musim. Langkah awal yang mereka lakukan dengan mengadakan Workshop Integrity pada April lalu. (rag)

Foto: Ragil Putri Irmalia

Populer

Carmelo Anthony Menyesalkan Knicks Mendapatkan Stephen Curry di NBA Draft 2009
Luka Doncic Serius Kejar Gelar MVP NBA Musim 2025-2026
Russell Westbrook Tambah Koleksi Tripel-Dobel ke-207 Dalam Kekalahan Kings
LeBron Capai Rekor Lagi, Jadi Pemain dengan Kemenangan Terbanyak Kedua
Victor Wembanyama Diprediksi Tampil Lawan Lakers
Kolaborasi Apik LeBron dan Luka Hentikan Rentetan Kemenangan 76ers
Persaingan Ruki Dylan Harper dan Derik Queen di Laga Dramatis Spurs vs Pelicans
Berlaga di SEA Games 2025, Hendrick Xavi Yonga Bertekad Bawa Pulang Medali
Spurs Bangkit Lewat Kemenangan Tipis dari Pelicans
Cedera Pemain Kunci Tak Jadi Kendala Bagi Suns