Milwaukee Bucks telah tersingkir dari babak pertama dalam tiga musim berturut-turut, termasuk dua kali dari Indiana Pacers. Penggemar Bucks sekarang akan menunggu untuk melihat apakah masa depan tim yang tidak menentu, dan tentu saja drama ini akan berlangsung dengan Giannis Antetokounmpo sebagai aktor utamanya.
Menurut Shams Charania dan Jamal Collier dari ESPN manajemen Milwaukee Bucks dan Giannis Antetokounmpo berharap untuk bertemu setelah tersingkirnya tim tersebut dari babak playoff. Tentunya untuk membahas masa depan Antetokounmpo dan rencana masa depan tim.
Collier mencatat bahwa ini adalah pertemuan tahunan, tetapi suasananya akan sangat berbeda, setelah eliminasi Bucks di Gim 5 oleh Pacers. Menurut Collier, banyak sumber telah mengindikasikan kepada ESPN sepanjang musim bahwa Antetokounmpo tetap bahagia di Milwaukee, bahwa ia sangat menghormati Lillard dan senang dengan kemajuan yang mereka buat sebagai duo musim ini.
Masalahnya, status cedera Lillard menimbulkan pertanyaan kapan Antetokounmpo dapat bermain dengan rekan setim bintangnya lagi dan kapan tim ini dapat bersaing untuk babak playoff mendalam pertamanya sejak kemenangan gelar waralaba tahun 2021.
Lillard mengalami cedera tendon Achilles kiri. Menurut Stephania Bell dari ESPN, pemain NBA membutuhkan waktu rata-rata 10 bulan untuk pulih dari cedera serupa. Hal itu membahayakan ketersediaan Lillard untuk musim 2025-2026, dan itu adalah musim terakhir di mana ia terikat dengan Milwaukee. Lillard saat ini memegang opsi pemain untuk musim 2026-2027.
Sementara itu, Antetokounmpo masih memiliki kontrak dua tahun lagi dengan Bucks sebelum ia berpotensi keluar dari opsi pemain 2027-2028 miliknya. Ia telah berulang kali mengatakan, dan baru- baru ini sebelum Bucks menjalani lima pertandingan playoff, bahwa prioritasnya adalah memenangkan gelar kedua kalinya bersama Bucks.
Tapi drama Bucks tampaknya dimulai lebih cepat. Mantan pemilik bersama Bucks Marc Lasry mengungkapkan pada hari Rabu (30/1) waktu Amerika Serikat, bahwa keputusannya untuk menjual sahamnya di tim pada tahun 2023 sebagian dipengaruhi oleh masa depan Giannis Antetokounmpo yang tidak jelas dengan organisasi tersebut. Akhirnya Lasry merasa bahwa dia mengambil langkah yang tepat dua tahun lalu.
Lasry pertama kali menjadi salah satu pemilik Bucks pada tahun 2014, dan tak lama setelah menyaksikan Giannis memimpin Bucks meraih gelar juara kedua dalam sejarah waralaba pada tahun 2021, ia menjual 25 persen sahamnya di tim tersebut kepada pemilik Cleveland Browns, Jimmy dan Dee Haslam.
Meskipun ada pertanyaan tentang loyalitas Giannis kepada Bucks di masa lalu, ia menandatangani perpanjangan kontrak berdurasi lima tahun, senilai AS$228,2 juta pada tahun 2020, diikuti oleh perpanjangan kontrak tiga tahun, senilai AS$175,37 juta pada tahun 2023. Namun, Antetokounmpo hanya dijamin terikat kontrak selama dua musim lagi sebelum opsi pemain muncul untuk musim 2027-2028.
Dengan Giannis sebagai pemimpin, Bucks telah mencapai babak playoff dalam sembilan musim berturut-turut, dan ia telah menjadi kekuatan dominan secara individu dengan sembilan pilihan All-Star, dua Penghargaan MVP NBA, dan satu Penghargaan MVP Final NBA atas prestasinya. Namun, kesuksesan playoff sulit diraih Milwaukee sejak memenangkan kejuaraan, karena Bucks tersingkir di babak kedua pada tahun 2022, diikuti oleh tiga kali tersingkir di babak pertama berturut-turut.
Giannis masih merupakan pemain yang kuat di usianya yang ke-30, jadi ia diperkirakan akan memperoleh keuntungan besar di bursa transfer. Itu mungkin akan menjadi hal terbaik untuk masa depan Bucks, tetapi minat langsung terhadap Bucks akan anjlok, yang mungkin menunjukkan bahwa Lasry memiliki waktu yang tepat sehubungan dengan keputusannya untuk menjual sahamnya.
Kini semua bergantun pada manajemen Bucks. Jika mereka masih mempertahankan Giannis, bisa saja beberapa pemilih saham akan mengambil langkah yang sama dengan Lasry. (*)
Foto: Milwaukee Journal Sentinel