Seorang pemain profesional harus tahu kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Seperti Giannis Antetokounmpo, yang mengakui kalau dirinya keras kepala. Itulah yang selama ini menjadi kekuatan sekaligus kelemahannya yang sulit untuk dilawan. 

Uniknya justru pertanyaan seperti ini diajukan oleh kakaknya, Thanasis Antetokounmpo, yang hadir di tengah-tengah awak media setelah laga melawan Brooklyn Nets. Sebelumnya, Milwaukee Bucks menang 115-108 atas Nets. Menandai kembalinya Giannis setelah absen karena cedera hamstring. Dia mencetak 21 poin, 9 rebound, dan 5 asis dalam 35 menit. 

Menurut Giannis, sifat keras kepala ini bisa jadi kekuatan, sekaligus kelemahan. Karena dalam situasi cedera, dia tetap ingin bermain. Tentu saja ini sangat membahayakan bagi kondisinya di masa depan. "Sering kali, hal itu menempatkan saya pada posisi untuk sukses, namun juga menempatkan saya pada posisi untuk tidak sukses. Kekuatan terbesarku sebagai pribadi dan hal yang membuatku menjadi diriku yang sekarang adalah sifat keras kepalaku, tapi juga kelemahan terbesarku," tegasnya.

"Saya sempat berbicara dengan Kobe Bryant di tahun 2018, dia mengatakan 'Kekuatan terbesar saya adalah keras kepala, da kelemahan terbesar saya adalah keras kepala'. Saya merasa bahwa saya memiliki hal yang sama dengan Kobe. Dari percakapan tersebut saya banyak belajar dari Kobe. Jadi, terkadang saya mencoba untuk bersikap dewasa agar bisa mengatasi kelamahan tersebut."

Jika dilihat dari data statistik, maka penampilan Giannis melawan Nets adalah laga ke-65 baginya di musim ini. Artinya, Giannis memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan individu. Tapi Giannis mengatakan bukan itu masalahnya. Dia melihat Bucks membutuhkan dirinya untuk mendapatkan posisi terbaik di klasemen Wilayah Timur sebelum babak playoff. 

"Tujuan saya adalah bermain 82 pertandingan, tapi ketika situasi berantakan, maka harus kembali ke tujuan jangka panjang. Ada tujuan yang lebih besar yang ingin dicapai, dan saya harus memikirkan gambaran yang lebih besar. Saya bisa saja bermain-main dengan rasa sakit, tapi itu tidak bagus dalam jangka panjang," jelasnya. 

Sebagai penutup, Giannis menyebut pentingnya peran pelatih berpengalaman seperti Doc Rivers untuk menghadapi situasi seperti ini. Dia akan mengatur kapan akan memainkan pemain kunci, dan kapan akan memberi waktu untuk istirahat. (*)

Foto: New York Post

Populer

Tim Jerman Akui Tak Bisa Hentikan Luka Doncic Cetak Poin
Yunani Raih Tiket Semifinal FIBA EuroBasket 2025 Setelah Tundukkan Lithuania
Nuggets dan Serbia Sekarang Tahu Kelemahan Nikola Jokic
Setelah Menolak Knicks, Ben Simmons Kini Ditinggal Agen
Bulls dan Josh Giddey Akhirnya Sepakat Kontrak 4 tahun
Turki Masuk Semifinal FIBA EuroBasket Lagi Setelah 24 Tahun
Hawks Menunggu Waktu yang Tepat untuk Mengikat Trae Young
Sepatu Kobe Bryant Paling Banyak Dipakai Pemain NBA
Inovasi Victor Wembanyama, Spurs Membentuk Kelompok Ultras
Pelatih Turki Ergin Ataman Sebut Rangking FIBA Omong Kosong Belaka