Prawira Harum Bandung dan Pelita Jaya Jakarta telah bertolak ke Mongolia, Senin (1/4) dini hari. Kedua tim ini akan menjadi perwakilan Indonesia untuk Basketball Champions League (BCL) Asia Qualifiers putaran pertama. Keduanya bergabung di dua grup yang berbeda. Prawira ada di Grup A sedangkan Pelita Jaya ada di Grup B.
Sebelum memainkan pertandingan perdananya, lusa. Mari kita berkenalan dengan calon lawan-lawan Prawira dan Pelita Jaya. Pelita Jaya masuk di Grup B bersama Adroit (Singapura), Hi-Tech Basketball (Thailand), dan Ulaanbatar Xac Broncos (Mongolia).
Adroit
Seperti NS Matrix di Grup A, Adroit adalah tim yang familiar dengan Indonesia. Seperti Matrix pula, Adroit bisa disebut sebagai miniatur tim nasional. Bedanya, Matrix adalah miniatur tim nasional Malaysia sedangkan Adroit miniatur dari Singapura.
Dalam daftar pemain yang sudah muncul di situs resmi BCL, ada nama-nama yang sudah familiar untuk publik Indonesia. Ada Larry Liew, Ng Hanbin, Jonathan Wong, dan Wong Wei Long.
Nama yang terakhir disebut jelas tak asing lagi di telinga. Bahkan, Wei Long berstatus sebagai pemain keturunan Indonesia saat membantu CLS Knights Indonesia juara ASEAN Basketball League (ABL) 2018-2019. Wei Long punya darah keturunan dari Riau.
Skuad Adroit ini hanya punya satu nama yang lahir di tahun 2000 ke atas. Sisanya adalah nama-nama yang sudah menjadi langganan tim nasional Singapura. Keberadaan pelatih Koko Heru di Pelita Jaya rasanya sudah cukup untuk membedah kekuatan Adroit.
Yang menjadi misteri adalah pemain asing dari Adroit. Sampai tulisan ini dibuat, belum terlihat ada pemain asing yang bergabung dengan tim ini. Dalam unggahan mereka di media sosial pun tak terlihat sama sekali keberadaan pemain asing sejak tahun lalu. Adapun nama yang terdaftar adalah Donald Muepo-Kelly dan Joshua Winbush.
Jika melihat media sosial masing-masing, keduanya sedang dalam perjalann ke Mongolia. Jadi, pertemuan di Mongolia akan jadi yang pertama antara pemain asing ini dengan pemain-pemain Adroit. Dengan keberadaan Justin Brownlee dan Alioune Tew, harusnya cukup untuk menghentikan keduanya.
Hi-Tech Basketball
Thailand tak mau ketinggalan mengirim miniatur tim nasional mereka dalam tubuh Hi-Tech Basketball. Sudah menjadi rahasaia umum bahwa Hi-Tech adalah program tim nasional Thailand, selain Mono Vampire saat dulu masih eksis. Seiring dengan menghilangnya Mono, dalam tiga tahun terakhir Hi-Tech memegang kendali penuh.
Pemain-pemain seperti Freddie Lish, Moses Morgan, Chanatip Jakrawan, dan Tyler Lamb ada di daftar. Pemain muda mereka yang turut serta saat Thailand menang atas Indonesia di FIBA Asia Cup Qualifier Window 1 lalu, Emmanuel Ejesu, juga masuk daftar. Dari sisi asing justru Hi-Tech datang memberikan kejutan.
Bintang ABL, lebih tepatnya motor utama saat Hong Kong Eastern juara pada 2017, Marcus Elliot muncul sebagai salah satu pemain asing. Eliiot kini berusia 40 tahun namun masih memiliki postur tubuh yang mumpuni. Thailand juga mendatangkan Kevin Allen yang tercatat bertinggi badan 211 sentimeter atau nyaris 7 kaki. Allen bisa membuat duet solid bersama Jakrawan. Hanya dua nama ini saja yang didaftarkan oleh Hi-Tech di putaran pertama ini sebagai pemain asing.
Melihat situasi yang ada, Thailand berpotensi turun dengan Freddie Lish, Marcus Elliot, Moses Morgan, Tyler Lamb, dan Kevin Allen sebagai starter mereka. Skuad ini akan lumayan menyulitkan untuk diatasi Pelita Jaya. Yang jelas, Thailand bisa bermain dengan rotasi penuh 12 pemain yang sama kuatnya.
Ulaanbaatar Xac Broncos
Sebagai juara Liga Mongolia yang baru berakhir, Broncos bisa dibilang sedang ada dalam performa terbaik mereka. Ini menjadi keuntungan terbesar Broncos di ronde pertama ini dan bisa jadi sandungan besar untuk Pelita Jaya.
Skuad mereka yang dibawa ke BCL adalah skuad yang sama persis saat mereka juara lalu. Termasuk dua pemain asing mereka, Justin Moss dan Divine Myles. Keduanya menjadi kunci keberhasilan Broncos dalam merebut gelar juara.
Myles adalah tipikal garda kecil yang super cepat. Ia tercatat hanya memiliki tinggi badan 180 sentimeter. Namun, ia sudah malang-melintang di Eropa seperti di Liga Prancis dan Jerman. Ini menandakan kemampuan dia dalam mencetak angka jelas tidak main-main. Mungkin Peliya Jaya akan menempatkan Agassi Goantara sebagai penjaga pertama Myles. Atau opsi lain adalah turun dengan JaQuori McLaughlin.
Satu nama lainnya, Justin Moss, tampaknya memiliki gaya bermain seperti Thoms Robinson yang tidak ikut ke Mongolia. Atletis jelas, namun ia juga kerap menembak dari jarak menengah atau jauh. Ini akan menjadi matchup yang sepadan dengan bigman asing untuk Pelita Jaya.
Secara keseluruhan, Broncos selayaknya tim Mongolia, adalah tim yang sangat fisikal. Harapannya, Pelita Jaya bisa mengimbangi level kontak fisik yanga akn disajikan oleh Broncos. Dalam hal ini, mengimbangi tapi jangan sampai terpancing hingga merugi karena foul yang banyak. Ini akan jadi grup yang tidak mudah untuk Pelita Jaya.
(Baca juga: Melihat Calon Lawan-lawan Prawira di BCL Asia Qualifier)
Foto: Ariya Kurniawan, Yoga Prakasita