IBL

Tanpa Tali, Tanpa Tombol, Tanpa Gawai, Tanpa Pengisi Daya

Nike baru saja membuat gebrakan dengan menelurkan sepatu basket pertama bertali otomatis. Adidas selaku kompetitor abadi tidak tinggal diam. Lewat kampanye di media sosial, pabrikan asal Jerman itu merilis adidas N3XT L3V3L dengan agenda yang bisa saja menyindir Nike. Sepatu basket futuristik menurut mereka adalah yang tidak memakai segala fitur kelistrikan. Sekali pakai, dan langsung main!

Azas praktis tampaknya jadi poin utama. Siluet ini memang hanya menempatkan selembar primeknit tebal di bagian atas, tanpa tali, dengan bantalan baru bernama “Lightstrike” yang menapak pada sol karet bermotif herringbone serupa dengan sol adidas Harden Vol. 3. Pada bagian samping, tersemat panel plastik besar yang berfungsi sebagai cangkang untuk melindungi kaki saat melakukan manuver. Bagian ini terinspirasi dari dua panel plastik yang terpasang di samping bantalan Boost adidas NMD.

Cetak biru dan sampel akhir adidas N3XT L3V3L yang tersimpan di adidas Brooklyn Farm.

Kombinasi ini melahirkan sepatu yang, menurut adidas, terlampau ringan. Lebih ringan dari sepatu yang menyematkan kawat, mesin penarik, dan perlu pengisi daya. Meski begitu, lewat formasi panel yang dibangun, mereka menjanjikan bahwa performanya akan semantap sepatu basket yang menerapkan bagian atas berbahan kulit.

Harganya pun lebih murah dari siluet terbaru dari Nike. Disalurkan melalui adidas Hoops serta gerai terpilih lain, N3XT L3V3L dibanderol AS$180 (sekitar Rp2,5 juta). Hampir setengah harga dari Nike HyperAdapt BB yang dihargai AS$350 (sekitar Rp4,5 juta). Si Tiga Garis sudah membuka penjualan dengan sistem pre-order pada perilisan perdana dan ludes dalam 24 jam. Penjualan global sudah dilakukan pada pertengahan Januari 2019. Kini, adidas sudah siap memasarkan varian warna lain.

Sepatu ini juga sudah merasakan lapangan kompetisi NBA. Gerald Green dan Trae Young sudah mengenakannya beberapa kali. Bahkan, Young sudah mendapat edisi eksklusif pemain (PE).

adidas N3XT L3V3L PE for Trae Young.

Laiknya produk otomotif, industri persepatuan juga bersaing dalam modernitas. Setiap merek punya andalan masing-masing serta menggunakan bermacam strategi pemasaran demi menarik atensi khalayak ramai. Di ranah basket, melalui kantor pengembangan mereka bernama Brooklyn Farm, adidas mengandalkan azas kepraktisan serta modifikasi siluet klasik sebagai dasar cetak biru sepatu modern versi mereka.

Direktur Kreatif adidas Brooklyn Farm, Denis Dekovic, mengatakan bahwa N3XT L3V3L diproduksi untuk menjadi pusat perhatian. “Kami berusaha membuat sebuah ikon bagi generasi muda. Respon emosional merekalah yang kami cari,” tuturnya dalam rilis pers. Surat ini diterbitkan sehari sebelum penjualan perdana pada 1 Desember 2018 lalu. Sehari kemudian, mereka juga menelurkan Marquee Boost dan Pro Vision.

Mana yang Anda favoritkan, sepatu dengan bermacam fitur dengan tenaga baterai (Nike HyperAdapt BB) atau sepatu praktis yang membutuhkan tak kurang dari semenit untuk memakai (adidas N3XT L3V3L)? Mana yang terbaik ada pada penilaian para konsumen.

Foto: adidas Hoops

Komentar