IBL

Bolaharam
Komentar Dior Lowhorn, Klub IBL U-40, dan Titik Tolak Memajukan Basket Indonesia
"In Indonesia I have yet to see a practice that details the boxout or the correct way to set and use/read a screen! People screen air here and guards don't wait...
Jangan-Jangan, Pintu ke NBA (atau yang Mendekati) Ada di Dekat Rumah Kita
Gw hampir selalu mengikuti DBL Camp sejak sekitar tahun 2009. Waktu itu namanya belum DBL Camp. Masih Indonesia Development Camp 2009. Waktu pertama kali gw iku...
Aturan “Covid Compliance”, Jamarr Andre Johnson, dan Status Lokal Naturalisasi
Dewa United Surabaya dan Satria Muda Pertamina tidak menampilkan para pemain asing mereka pada laga Rabu, 9 Maret. "Ini terjadi karena (aturan) 'Covid Complia...
Bagaimana Bila “Gelembung” IBL 2022 Dipecahkan Saja dan Kembali ke Sistem Seri?
Lanjutan IBL 2022 di dalam “gelembung” sudah berjalan selama tujuh hari. Hampir setiap hari kita disuguhi lima pertandingan per harinya. Hingga hari...
Menikmati Sisa-Sisa LeBron James
LeBron James meledak. Si Raja bermain selama 39 menit menghadapi Golden State Warriors, 6 Maret (5 Maret waktu AS). Selama itu, ia mencetak 56 poin, 10 rebound,...
Masa Depan Basket Putri Indonesia yang (Jauh Lebih) Cerah
Digelarnya Liga Mahasiswa (LIMA) Basketball 2021 membuat keyakinan saya semakin besar mengenai basket Indonesia, utamanya di sektor putri. Keyakinan bahwa sebaiknya Indonesia mulai berpikir untuk mengembangkan basket putri lebih lagi atau bahkan menjadikan mereka prioritas untuk ke depannya, ketimbang sektor putra (jika tak bisa bersamaan).
Nawaitu Wasit
Bagi saya, apa pun "sport" atau olahraganya, sisi kemanusiaannya selalu jadi daya tarik utama. Bagaimana seseorang, atau sebuah tim, berjuang dan bekerja keras mencapai performa terbaik, menuju hasil terbaik. Di sisi lain, sisi kemanusiaan itu pula yang membuat olahraga tidak sempurna. Bermain-main dengan emosi kita. Karena tidak ada manusia yang sempurna.